Implikasi dan Penerapan Teori Sosiologi Kritis Terhadap Pendidikan Indonesia



Perlu diketahui ada banyak hal yang perlu dicatat. Teori sosiologi kritis tidak hanya membahas kehidupan sosial bermasyarakat saja. Akan tetapi seluruh sistem pendidikan. Teori ini juga banyak mengkritik sistem pendidikan dan gambaran buruk yang harus segera diperbaiki. Berikut simaklah pembahasan mengenai Implikasi dan penerapan teori sosiologi kritis terhadap sistem pendidikan!

  1. Sekolah konvensional tidak melihat realitas yang ada di sekitarnya untuk disinggungkan dalam pembelajaran di sekolah. Pendidikan yang baik haruslah Problem Solving Based Learning atau Pendidikan berbasis pemecahan masalah.

  2. Permainan kaum elit juga dirasakan di sini. Mereka berusaha mempengaruhi kebijakan kurikulum atau sistem pembelajaran yang berusaha mencetak tenaga industri. Bukan kepada kemampuan yang diinginkan siswa. Pemikiran lulus sekolah untuk menjadi kaya adalah contohnya. Kenyataannya mereka diciptakan dalam sebuah pabrik kotor untuk disiapkan menjadi pekerja-pekerja industri. Begitulah gambarannya. Selain itu dibuatkan aturan yang mengharuskan menggunakan seragam. Hal ini membuat banyak pandangan bahwa akan menguntungkan para industri tekstil dan pakaian setiap tahunnya.

  3. Sebagai negara jajahan. Negara ini masih banyak mengadospsi sistem bekas negara jajahan. Pendidikan yang masih berpusat pada negara Barat. Orang-orang di Indonesia selalu berpikir “orang barat = orang pintar”. Sikap merendah kita menjadikan selalu budak dalam kepala kita tanpa disadari.

  4. Kurikulum yang dipakai merupakan pembaruan dari evaluasi dari kurikulum sebelumnya.

  5. Sekolah yang seharusnya diciptakan menjadi ruang terbuka bagi jalannya diskusi tanpa berbagai doktrin atau aliran yang membentuk lingkungan sekolah. Sehingga siapapun warga sekolah dapat mengutarakan pendapatnya dengan bebas tanpa adanya ideologis yang benar-benar mengikat.

  6. Anak dikatakan cerdas apabila ia memenuhi nilai akdemis yang baik, bukan pada kemampuan softskill atau keahliannya dalam suatu bidang (profesional/spesialisasi). Ini terdapat pada sekolah formal. Berbeda dengan homeschooling yang khusus menciptakan anak pada keahlian tertentu yang digemarinya.


Terakhir, saya ucapkan terima kasih telah membaca situs ini. Semoga bermanfaat dan sangat dibolehkan untuk share ke teman-teman ya… Mohon maaf bila terdapat kekurangan dalam penulisan. Sekian dan terima kasih.


(Salam Penulis, Firli Alfa Riski)


Komentar

Postingan Populer