Persoalan Post Modern

 

Post Modern ialah paham yang lahir dan menjadi cikal bakal munculnya era society 5.0. Mengapa demikian? Sebab teori ini sudah lelah dengan banyak persoalan yang menimbulkan kemirisan manusia dan alam. Maksudnya teknologi yang dipandang sebagai sesuatu yang agung dan dipuja-puja sebentar lagi tak akan lama. Manusia yang memiliki kedudukan dan derajat yang lebih tinggi haruslah dikembalikan pada posisinya. Begitu maksud dari Post Modern ini. Cirinya ialah rasionalitas adalah hal utama, objektivitas, totalitas, struktural, dan kemajuan saintis. Namun ciri besar yang perlu digaris bawahi ialah mengurangi kekaguman dan memberikan kritik terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Orang-orang akan cenderung menghargai perbedaan dan menguatamakan ilmu pengetahuan yang rasional dan lebih humanis.

Awal mula post modern muncul pada abad pertengahan. Adanya filsafat eksistensialisme yang telah menyebutkan bahwa kehidupan modern ialah kehidupan yang paling absurd dan manusia memiliki masalah di dalamnya. Setelah abad pencerahan, masyaraka Eropa mendewakan akal budi dan rasionalitas.Ulrich Beck berpendapat bahwa kehidupan modern berada pada risk society. Berbeda dengan Anthony Geddens yang memposisiskannya berada pada Hig Risk.

Berbagai keresahan yang dirasakan oleh penganut post modern diantaranya mereka menilai kehidupan modrn menimbulkan banyak ketimpangan di mana-mana. Ketimpangan demikian diabaikan begitu saja. Sehingga hal itu melawan rasa simpati dan empati. Mereka juga menolak keras penindasan dan segala bentuk ketidakmanusiaan. Dari segi pengetahuan mereka menolak adanya generalisasi, penjelasan yang harmonis, universal, dan konsisten. Prinsipnya ialah menghilangkan perbedaan dan ketimpangan budaya, simbol danrealitas, teori sosial dan filsafat konvensional.

Tahap-tahap post modern di antaranya globalitas, lokalitas, akhir dari sejarah, matinya individu, moda informasi, simulasi, perbedaan, keterplesetan dalam polivokalitas, lunturnya polaritas analitik, gerakan sosial baru, kritik atas narasi agung, dan adanya liyan (keterasingan). Maksud dari matinya individu ialah era itu dimana dalam kekuasaan mereka lebih menyukai berkelompok di banding sendirian.

Ada banyak macam persoalan yang dibahas. Pertama, realitas adalah konstruksi semoitis, artifisial dan ideologis. Kedua, skeptis dan kritis diri terhadap segala bentuk keyakinan tentang substansi. Ketiga, realitas bisa ditangkap dengan banyak cara (pluralisme). Keempat, sistem otonom dan tertutup diganti dengan jaringan, relasionalitas yang saling silang dan bergerak dinamis. Kelima, segala unsur ikut saling menentukan dalam interaksi. Keenam, segala hal dilihat secara menyeluruh. Selain rasionalitas yang dilihat, ada banyak lainnya misal emosi, imajinasi, intuisi, spiritual, dan sebagainya. Ketujuh segala hal peengalaman selalu dimarginalisasi oleh pengetahuan ilmu modern dan dikembalikan menjadi transpemikiran.

Pemahaman ini memliki problem seperti keterbatasan bahasa. Namun selain problem itu ada pula hal yang dicurigai yaitu kerangka kerjanya, grand narative atau dasar-dasar terdalam dalam penjelasannya. Post Modern seperti yang telah dijelaskan akan menggantikan pemahaman modernisme-gagasan : filsafat, rasionalitas, dan epistimologi yang dipertanyakan secara radikal.

Kritik terhadap Post Modern

1.       Penafsiran yang universal.

2.       Pergolakan identitas/ sosial yang terus menerus.

3.       Semua ideologi harus dikritisi dan ditolak.

4.       Eksistensi objektif dan permanen harus diingkar.

5.       Semua jenis epitimologi harus dibongkar.

6.       Post Modern memiliki ide besar dalam melakukan pengingkaran penggunaan metode permanen dan paten dalam menilai fakta dan realitas serta ilmu pengetahuan.

Komentar

Postingan Populer